Makalah seni budaya-Musik campur sari



Kata Pengantar


     Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Seni Budaya  serta rasa keingintahuan  kami  terhadap kebudayaan Indonesia khususnya musik Campursari.

     Makalah ini berisi beberapa informasi tentang sejarah musik campursari, tokoh-tokoh musik campursari, serta peranan campursari dalam kebudayan Indonesia yang mana kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca khususnya teman-teman sekolah ini.

     Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak  yang bersifat  membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.


             Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.






                                                                             penyusun



DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang ..........................................................................................  3
1.2         Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3         Tujuan .......................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1         Sejarah Musik Campursari ..................................................................... 6
2.2        Tokoh Campur ............................................................................................ 6
2.3        Campursari Sebagai Genre Musik Baru ................................................ 7
2.4        Lirik Lagu Campur Sari ............................................................................10
   
BAB III PENUTUP    

4.1      Penutup....................................................................................................... 17

Daftar Pustaka................................................................................................................. 18

















BAB I PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

      Hingga sekarang ini semakin banyak orang membicarakan masalah kebudayaan.
Kebudayaan itu sendiri sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Ada beberapa pengertian tentang kebudayaan, yakni:

Ø  Menurut Herskovits, kebudayaan adalah sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Ø  Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat

Ø  Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat

Ø  Sedangkan rumusan Ki Hajar Dewantara tentang Kebudayaan: (1) lahir, tumbuh,  berkembang, berbuah, sakit, tua, mundur dan akhirnya mati; (2) melakukan   perkawinan, kumpul tak bersatu, berasimilasi, melahirkan bentuk baru;                (3) Mengalami seleksi, yang kuat akan hidup, yang lemah akan mati; (4) Menyesuaikan dengan alam (kodrat) dan zaman (masyarakat).

Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah produk masyarakat dari zaman ke zaman sehingga dimungkinkan kebudayaan mengalami pembaharuan yang mengikuti perkembangaan zaman tanpa mengurangi nilai-nilai budaya itusendiri. Dalam kebudayaan terdapat unsur-unsur pembentuk  yakni sistem pengetahuan,organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, kepercayaan, mata pencaharian, bahasa serta kesenian. Kebudayaan Indonesia sendiri sangatlah kaya dan beragam, contohnya kesenian Indonesia. Setiap daerah memiliki beragam kesenian yang mana setiap daerah menunjukan keaslian bangsa dan eksistensi bangsanya,

seperti lagu Soleram dari Provinsi Riau yang menunjukan karakteristik orang melayu walaupun dalam liriknya dimodifikasi dalam bahasa Indonesia. Pada dasarnya kesenian Indonesia terdiri atas kesenian tradisional dan kesenian modern. Adanya kesenian modern di tengah-tengah kesenian  tradisional  dianggap dapat menimbulkan gejala perubahan suatu kebudayaan menjadi  kebudayaan baru. Perubahan terebut dapat terjadi secara internal maupun eksternal dari kebudayaan tersebut. Ini sangatlah jelas pada dunia musik Indonesia.Musik tradisional adalah musik yang hidup dalam masyarakat secara turun temurun,di pertahankan sebagai sarana hiburan. Namun tidak hanya sebagai saranya hiburan, biasanya musik tardisonal juga digunakan dalam upacara-upacara adat, upacara kelahiran bahkan padaupacara kematian. Ada tiga komponen yang saling mempengaruhi dalam musik tardisionaldiantaranya seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Tidak hanya musik tradisional yang berkembang di Indonesia, sejak modernisme pada awal abad 20 masuk keIndonesia, mulailah berkembang musik-musik modern di Indonesia, sehingga adanya variasi-variasi dalam masyarakat dalam menikmati, menciptakan, dan melestarikan musik.Kekayaan musik Indonesia semakin bertambah ketika munculnya musik campursari sebagai musik campuran dari musik tradisional dan musik modern pada awal tahun 1960-an.Musik campursari adalah suatu bentuk perubahan eksternal kebudayaan yang mana adanya proses pencampuran kebudayaan-kebudayaan yang saling mempengaruhi satu sama lain danmembentuk suatu kebudayaan baru. Hal ini memperlihatkan bahwa kebudayaan bersifatmajemuk dan berlapis-lapis yakni dapat berubah-ubah sesuai waktu, tempat bahkan wilayah budayanya.

1.2        Rumusan Masalah

    Dalam makalah ini kami mengangkat sebuah permasalahan yakni apakan music
campursari merusak atau melestrarikan kebudayaan?

1.3        Tujuan

    Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut;
1)Memenuhi tugas seni budaya.
2)Ingin mengetahui sejarah dan tokoh-tok musik campursari.
3)Ingin mengetahui campursari sebagai genre musik baru merupakan pengrusak atau salah satu pelestarian kebudayaan.


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Musik Campursari

     Secara harfiah campursari artinya campur aduk, campur baur atau gabungan dari beraneka macam dan ragam. Campursari merupakan salah satu bentuk kesenian musik yang hidup berasal dari Jawa. Bentuk musik ini merupakan perpaduan permainan alat musik  berskala nada pentatonis (tradisional Indonesia) dan berskala nada diatonis (Barat), dimana dalam musik ini para seniman mencoba memadukan dua unsur musik yang berbeda untuk dapat memunculkan suatu bentuk musik yang baru. Campursari ini konon dipopulerkan oleh Ki Narto Sabdo melalui pertunjukan wayang kulit yang dimainkannya, namun musik campursari yang disuguhkannya masih dalam bentuk corak lama yaitu perpaduan gamelan asli dengan keroncong. Sementara campursari yang ada sekarang lebih dikenal dengan  campursari  modern  yang  dipopulerkan oleh Manthous bersama saudara-saudaranya pada awal tahun 1993.

    Manthous dengan kepekaaan musikalitasnya mengadakan inovasi besar-besaran terhadap campursari lama. Ia mencoba menggabungkan alat-alat musik tradisional jawa klasik seperti kendang, gong dan gender dipadu dengan alat musik keroncong seperti ukelele, cak dan cuk, seruling, bass betot, serta instrument lainnya. Perpaduan alat musik tersebut menghasikan irama yang lumayan enak,terasa komplet, dan ada gregetnya jika dibandingkan irama kroncong maupun gending jawa klasik sebelumnya. Manthos juga mencoba bereksperimen  dengan memasukkan  instrument pengganti bass betot dan gitar klasik, yaitu dengan memasukkan bass dan gitar elektrik serta keyboard (piano elektrik) untuk menggantikan seruling dan ukelele. Kehadiran keyboard ini semakin menghidupkan musikalitas campursari dan bunyi yang dihasilkan sangat sempurna. Ada lagitambahan berupa seperangkat drum, terciptalah kesempurnaan yang diinginkan dari musik campursari yang sesungguhnya. Selain itu dia juga mengadopsi musik dangdut ke dalam musik campursari ini walaupun tidak secara ekplisit, melainkan dalam beberapa baris tertentu. Pada pertengahan tahun 1990-an, muncullah musisi-musisi campursari seperti Maryati, Waljinah, Ngatirah, serta Didi Kempot.





2.2 Tokoh Musik Campursari

2.2.1 Manthous

    Manthous lahir di Desa Playen, Gunung Kidul pada tahun 1950. Ketika berusia 16 tahun, Manthous memberanikan diri pergi ke Jakarta. Pilihanutamanya adalah hidup ngamen, yang ia anggap mewakili bakatnya. Namun, pada tahun 1969 dia bergabung denganorkes keroncong Bintang Jakarta pimpinan Budiman BJ.Kemudian, pada tahun tahun 1976, Manthous yang juga piawai bermain  bas mendirikan grup band Bieb Blues berciri funky rock bersama dengan Bieb anak Benyamin S.Bieb Blues bertahan hingga tahun 1980.Kemudian, Manthous bergabung dengan Idris Sardi,dalam grup Gambang Kromong Benyamin S. Selain itu, sebelumnya ia pernah juga menjadi pengiring Bing Slamet ketika tampil melawak  dalam Grup  Kwartet  Jaya. Berbekal dari pengalaman itu, tahun 1993 Manthous mendirikan sendiri Grup Musik Campursari ” MajuLancar ” Gunung Kidul. Dari ciptaan lagunya Anting-Anting, Getuk, Nyidam Sari, Gandrungdan lainnya, mulai dari sinilah namanya dikenal.

2.2.2 Didi Kempot

    Didi Kempot demikian panggilan akrabnya dari nama asli Didi Prasetyo, yang lahir di Solo 31 Desember 1966 lulusan SMA. Anak dari Ranto Eddy Gudel pelawak terkenal dari Solo adalah seorang pengamen. Dari sinilah Didi yang juga sebagai saudara dengan Mamiek Podang ini mencipta lagu seperti Terminal Tirtonadi, Stasiun Balapan, Cucak Rowo, Tulung, Moblong-Moblong dan lain-lainnya. Langgam jawa dan campursari Didi tidak hanya terkenal didalam negerinya sendiri melainkan juga sampai di Belanda dan Suriname. Dikalangan masayarakat jawa dijuluki sebagai superstar, bahkan sewaktu Presiden Suriname ke Jakarta ia mendapat gelar sebagai Penyanyi Jawa Teladan. Album pertama Didi pertama muncul pada tahun 1999, di dalamnya terdapat lagu Cidro dan Stasiun Balapan.  Pada awalnya album Didi ini tidak mendapat respon dari beberapa pihak pedagang kaset karena mengusung aliran campursari yang berbeda dengan artis campursari yang terkenal sebelumnya, yakni Manthous. Dengan kata lain, albumnya yang mampu beredar hanya sedikit, namun hal ini malah membawa peruntungan baik karena album yang sedikit ini digemari oleh pasaran. Setelah itu, ia memutuskan untuk
http://htmlimg4.scribdassets.com/3byu8tb96oltiun/images/8-dc3c3ae82b.jpghttp://htmlimg4.scribdassets.com/3byu8tb96oltiun/images/8-dc3c3ae82b.jpg

memantapkan diri menggeluti aliran musik ini dan belakangan, Didi menjadi salah satu icondari musik campursari.


2.3 Campursari Sebagai Genre Musik Baru

    Tahun 1990-an musik keroncong dan karawitan masih menyimpan masa keemasan dilihat dari fungsinya sebagai seni hiburan yang populer. Pada masa itu mulai ada kreasi-kreasi dari berbagai seni pertunjukan yang menggabungkan kedua jenis seni musik tersebut.Kreasi juga timbul pada masing-masing jenis dengan menciptakan komposisi baru yang tidak lazim dari segi bentuk, irama, laras, dan teknik menyajikannya. Musik keronconcong dan karawitan masih ketat mempertahankan ansambelnya, baik berupa alat dan teknik bermusiknya. Terlihat sekali seniman-seniman seni musik ini masih setia menggunakan perang katakustik yang tidak memakai instrumen musik elektronik. Kreasi-kreasi itu memunculkan pemikiran seniman untuk berbuat praktis dengan membawa serta kedua genre musik dalamsatu ansambel baru. Keinginan ini muncul untuk mewadahi keinginan penikmat musik yang heterogen dalam memilih lagu. Seringkali penikmat musik salah sasaran karena meminta laguyang tidak bisa dilayani grup yang tampil. Ambil saja contoh suatu orkes keroncong tidak dapat menyajikan repertoar lagu/gendhing yang biasa disajikan oleh karawitan/gamelan. Begitupun sebaliknya, suatu grup karawitan tidak bisa menyajikan lagu keroncong atau lagu diatonis lainnya.Akhirnya muncullah musik campursari yang mana merupakan modifikasi alat-alat musik gamelan dikombinasi dengan instrumen-instrumen musik modern. Aransemen musik campursari lebih fleksibel karena mengandung  musik tradisional dan modern, sehinggamusik campursari banyak digemari masyarakat dari tingkat masyarakat daerah hingga masyarakat kota. Pada awalnya, kehadiran musik ini memunculkan suatu kontroversi antara seniman dari musik tradisional dengan para pelaku musik kreatif. Karena hal ini dianggap menurunkan nilai-nilai tradisi yang terkandung dalam gamelan sebagai salah satu bentuk musik istana. Namun, bagi seniman pelaku musik kreatif, hal tersebut bukan merupakan suatu penghalang yang berarti. Ketidak setujuan beberapa pihak akan perpaduan musik ini bukan berarti mengharuskan musik ini dicekal ataupun menjadi tidak boleh diperdengarkandalam kehidupan sehari-hari. Buktinya campursari dapat berkembang hingga meluas padamasyarakat dimana musik itu berasal dan kemudian di luar kebudayaan musik itu berasal.

      Kendati munculnya pro dan kontra terhadap kemurnian aliran musik ini, namun semua pihak sepakat dan memahami bahwa campursari menghidupkan kembali musik-musik tradisional di wilayah tanah jawa. Karena musik campur sari merupakan musik yang mampu mengusung suatu etnisitas dan patut diterima oleh masyarakat luas tanpamenghapus identitas dari masyarakat pemilik musik itu sendiri.
      Bentuk musik enak didengar dan dengan nuansa  tradisi yang dibawa  akhirnya  musik ini diminati banyak orang dari berbagai kalangan di Indonesia. Tak heran kalau selanjutnya muncul banyak kelompok musik campursari di daerah-daerah.Musik campur sari menjadi salah satu jenis musik komersial yang digemari oleh masyarkat yang kebanyakan dari golongan sosial ekonomi menengah ke bawah dan banyak dijumpai dalam berbagai macam acara, seperti pesta pernikahan, promise wisata, perayaan hari-hari besar, dan lain-lain. Jenis-jenis lagu yang dinyanyikanpun bervariasi, sesuai permintaan tamu, seperti langgam jawa, keroncong, pop, dangdut, bahkan juga terkadang lagu berbahasa inggris.

    Zaman keemasan musik campursari terjadi mulai pertengahan tahun 1990-an sampai awal tahun 2000-an. Campursari  tidak  lagi  berwujud  seperti  campursari  tahun 1960-an.  Masyarakat  dapat  memaknai  sendiri ansambel  campursari,  grup organ tunggal yang menyajikan lagu-lagu  pentatonic  sudah  dapat  dikatakan  sebagai sebuah pertunjukan campursari, demikian juga pemakaian keyboard dengan kendang. Campursari yang yang mana sebuah genre musik baru yang menonjolkan percampuran antara musik tradisional danmusik modern secara tampilan memberikan hal yang berbeda dalam pertunjukan tidak hanya dalam  variasi  instrumen music  yang digunakan,  akan tetapi ada perbedaan juga dalam penggunaan kostum yang digunakan penyanyi maupun musisinya. Biasanya penyanyi keroncong atau karawitan (swarawati atau sindhen) menggunakan busana kain Jawa menurutukuran seperlunya tetapi, berbeda dengan penyanyi campursari, mereka merasa harusmenambahkan aksesoris lain untuk mempercantik penampilan.

     Jadi musik campursari haruslah memilki ruh yakni nilai-nilai kearifan lokal yang tetapmelekat pada musik campursari (intrumen, kostum, dan lagu-lagunya). Akan tetapi,  dalam  perkembangannya  saat ini memang hanya  beberapa  musisi  campursari yang tetapmempertahankan ruh campursari. Sedangkan sebagian besar musisi campursari justru mengabaikan ruh tersebut, sehingga yang muncul kemudian adalah penyimpangan dalam berbagai pentas musik campursari yang membuat efek negatif terhadap musik campursari Penggarapan karya dan penyajian campursari yang asal-asalan dan mengabaikan nilai-nilailuhur justru akan menjerumuskan musik campursari ke jurang degradasi luhuran kesenian tradisional.
















          2.4    Lirik Lagu Campur Sari

2.4.1       Stasiun Balapan- Didi Kempot
Ning stasiun balapan
Kuto solo sing dadi kenangan
Kowe karo aku
Naliko ngeterke lungamu
Ning stasiun balapan
Rasane koyo wong kelangan
Kowe ninggal aku
Ra kroso netes eluh ning pipiku
Da a… Dada sayang
Da… Slamat jalan
Reff:
Janji lungo mung sedelo
Jare sewulan ra ono
Pamitmu naliko semono
Ning stasiun balapan solo
Jare lungo mung sedelo
Malah tanpo kirim warto
Lali opo pancen nglali
Yen eling mbok enggal bali

2.4.2  Sekonyong-Konyong Koder – Didi Kempot
Cintaku sekonyong koder
Karo kowe cah ayu sing bakul lemper
Lempermu pancen super resik tur anti laler
Yen ra pethuk sedino neng sirah nggliyer
Cintaku sekonyong koder
Paribasan durung demok wani panjer
Modal bensin seliter motorku tak stater
Tak ampiri ayo tak ajak muter-muter
Tiwas aku dandan mlithit
Rambutku lengane pomit
Kowe malah lunga plencing ora pamit
mit..mit…mit
Bir temu lawak sing tak pikir neng awak marahi rusak
Rusak njaba njero sing tak pikir jebule koyo ngono
Kembang jambu gogrok dipangan uler
Cintaku sekonying konyong koder
Uler keket mlakune klogat kloget
Walah jabang bayi juebul aku keno pellet

2.4.3    Cidro – Didi Kempot
Intro : F#  B  C#  F#  G#m  D#m  C#m
        F#  B  C#  F#  Bm  F#  Bm  C#m
        Bm  F#  C#  F#  C#

F#       A#m   D#m      A#m
Wes sakmestine ati iki nelongso
B               C#        F
Wong sik tak tresnani mblenjani janji
G#m     C#    F          D#m
Opo ora iling nalika semono
G#m           C#            F#
Kebak kembang wangi jeroning dada

Int: B  C#  F#

F#     A#m   D#m        A#m
Kepiye maneh iki pancen nasibku
B             C#     F
Kudu nandang loro koyo mengkene
G#m      C#       F#        D#m
Remuk ati iki yen iling janjine
G#m          C#     F#    G#m  C#  F#
Ora ngira jebul lamis wae

Reff:
D#m            A#m
Ge opo salah awakku iki
B   C#          F#
Koe nganti tega mblenjani janji
D#m           A#m
Opo mergo kaharan uripku iki
B       C#          #
Mlarat bondo siji karo uripku

B
Aku nelongso
F#         D#m
Mergo kebacut tresno
G#m       C#          F#
Ora ngiro saikine cidro

Solo : D#m  A#m  B  C#  F#
       B  C#  F#  C#

F#       A#m   D#m      A#m
Wes sakmestine ati iki nelongso
B               C#        F
Wong sik tak tresnani mblenjani janji
G#m     C#    F          D#m
Opo ora iling nalika semono
G#m           C#            F#
Kebak kembang wangi jeroning dada

F#     A#m   D#m        A#m
Kepiye maneh iki pancen nasibku
B             C#     F
Kudu nandang loro koyo mengkene
G#m      C#       F#        D#m
Remuk ati iki yen iling janjine
G#m          C#     F#    G#m  C#  F#
Ora ngira jebul lamis wae

2.4.4  Cucak Rowo – Didi Kempot
Intro: C F C G
C                            G
kucoba coba melempar manggis, manggis kulempar mangga kudapat
C                F    C        G
Kucoba coba melamar gadis, gadis kulamar janda kudapat
chorus:
C                        G
iki piye iki piye iki piye, wong tuo rabi perawan
C        F        C  G       C
prawane yen mbengi nagis wae, amargo wedi karo manuke
Reff:
C                        G
manuke manuke cucak rowo, cucak rowo dowo buntute
C        F            C
buntute sing akeh wulune, nek digoyang ser-ser aduh enake



2.4.5  Kangen Kowe – Didi Kempot
Sepine ing wengi iki
Aku eling
Atiku mung tansah eling karo kowe

Angin parama ribut
Tansah ngelingake
Aku ora bakal lali karo kowe

Aku kangen kowe
Esuk awan wengi sore
Aku kangen kowe
Cah ayu aku neng kene
Aku kangen kowe
Entenono sak tekane
Aku kangen kowe
Aku kangen karo kowe

Kangen kangen
Yang aku kangen
Ngenteni kowe aku neng kene
Eling alismu eling pipimu
Ugo eling kuwi ayumu cah ayu
Neng kene kangen atiku kangen
Mung eling karo kowe cah ayu

2.4.6       Tanjung mas Tinggal janji – Didi Kempot
Bebasan Koyo Ngenteni Udan Ning Mongso Ketigo
Najan Mung Sedelo Ora Dadi Ngopo
Penting Iso Ngademke Ati

Semono Ugo Rasane Atiku
Mung Tansah Nunggu Tekamu
Ra Kroso Setaun Kowe Ninggal Aku
Kangen... Kangen'e Atiku

Aku Sik Kelingan Naliko Nang Pelabuhan
Kowe Janji Lungo Ra Ono Sewulan
Nanging Saiki
Wes Luwih Ing Janji
Nyatane Kowe Ora Bali-bali
Ning Pelabuhan Tanjung Mas Kene
Biyen Aku Ngeterke Kowe
Ning Pelabuhan Semarang Kene
Aku Tansah Ngenteni Kowe

2.4.7            Terminal Tirtonadi – Didi Kempot

Nalikane ing tirtonadi
Ngenteni tekane bis wayah wengi
Tanganmu tak kanthi
Kowe ngucap janji
Lungo mesti bali

Rasane ngitung nganti lali
Wis pirang taun anggonku ngenteni
Ngenteni sliramu
Neng kene tak tunggu
Nganti saelingmu

Moso rendeng wis ganti ketigo
Opo kowe ra kroso
Nek kowe esih eling lan tresno
Kudune kowe kroso

Nalikane ing tirtonadi
Ngenteni tekane bis wayah wengi
Tanganmu tak kanthi
Kowe ngucap janji
Lungo mesti bali

Wis suwe3x
Kangen sing tak rasakke
Rasane3x
Rasane koyo ngene
Neng kene3x
Aku ngenteni kowe
Aku kangen
Kangenku mung kanggo kowe

Rasane ngitung nganti lali
Wis pirang taun anggonku ngenteni
Ngenteni sliramu
Neng kene tak tunggu
Nganti saelingmu

Wis suwe3x
Kangen sing tak rasakke
Rasane3x
Rasane koyo ngene
Neng kene3x
Aku ngenteni kowe
Aku kangen
Kangenku mung kanggo kowe

2.4.8       Rondo Kempling – Manthous

Ndak pundi Mbak Ayu
bade tindak pundi?
kadingaren tindak wae
ora numpak taksi

Dewean opo ora wedi?
Timbang nganggur
kulo gelem ngancani

Kleresan mas alias kebetulan
blanjane kathah rada kabotan
Ha yen purun enggal-enggal ngrencangi
tekan omah mangke kulo opahi

Ee… Tobil wong Legan golek momongan
Niki blonjo nopo mbakyu bade pindahan?

Ampun gelo mas
sampean ampun kuciwo
kulo rondo anyaran ditinggal lungo

Awan-awan lungo blonjo
ning pasar pahing wing-wing…
Prawan rondo kanggoku ora patek penting wing-wing…

Ning Semarang Mas..
Tuku gelang karo anting-anting
Jo sumelang yo ben rondo
dijamin kempling..

Kempling lho mas….

Muanteb… tenan













BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

     Guna menarik kesimpulan tentang uraian sebelumnya mengenai campursari, perlu di perhatikan kembali rumusan Ki Hajar Dewantara tentang kebudayaan Mengacu pada hal tersebut,  musik  campursari  masuk  dalam  ketegori  kebudayaan  nomor 2 (dua), yakni melakukan perkawinan dan melahirkan bentuk baru. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ketika zaman berubah,maka selera dan pola pikir masyarakat pun berubah. Musik tradisional tidak lagi sepenuhnya menjadi hal yang  digandrungi masyarakat  yang semakin  modern. masyarakat lagi menggandrungi jenis musik yang ringan, menghibur, dan santai maka campursari menjadisangat booming. Modifikasi musik tradisional jawa dengan permainan musik modern dalammusik campursari dapat dianggap sebagai suatu upaya untuk mempertahankan keberadaan musik tradisional, bahkan menghidupkannya kembali di tengah ketenaran musik modern seperti musik pop. Pembuktian bahwa adanya usaha pelestaraian kebudayaan tradisional dalam campursari adalah masih dapat ditemukannya dan dinikmatinya unsur-unsur kebudayaan jawa mulai dari segi instrumen musik yang digunakan, pemilihan lagu yang bisa dicampursarikan, hingga penggunaan kostum yang dikenakan penyanyinya.

















Daftar Pustaka

Sumber Buku

Alisjahbana, S. Takdir. Revolusi Masyarakat dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta. DianRakyat:1988.Poespowardojo, Soerjanto. Strategi Kebudayaan suatu pendekatan filosofis. Jakarta. PT.Gramedia:1989.

Sumber Internet

.Campursari
 Pengertian Kebudayaan.
http://nurulasfiah.staff.umm.ac.id/2010/03/13/pengertian-kebudayaan/ WIBPadek.
 Musik Campur Sari, Kesenian Jawa yang Lestari di Perantau.
 Campursari riwayatmu dulu dan kini.
Musik campursari.
Lirik lagu


Komentar

  1. wah bagus banget put sangat bermanfaat,tapi kalau boleh ngasih saran sih ya bagian rumusan masalahnya apa hanya itu saja ya? terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode Ilmiah "Pengaruh Ragi Terhadap Tape Singkong"

Makalah Gerakan Senam Aerobik _ Penjaskes - Lengkap

Contoh Proposal Acara Peringatan Tahun Baru Hijriah (LENGKAP)