makalah geografi
Makalah Geografi
Sejarah Pembentukan Bumi
Oleh
Putri Larasati
Martika Nanda Aprilia
X-3
Guru Mata
Pelajaran Geografi : Anik Masruroh, S.pd
www.sman1-cbi.sch.id
SMAN 1
CIBINONG
Daftar
isi
Daftar isi
.............................................................................................................................
2
Kata
Pengantar..................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
A. Latar
Belakang.............................................................................................4
B. Masalah...........................................................................................................4
Bab II Bumi
2.1 Teori Big
Bang..............................................................................................5
2.2 Teori Kabut
Kant-Laplace...................................................................................6
2.3 Teori Planetesimal.................................................................................................7
2.3 Teori Planetesimal.................................................................................................7
2.4 Teori Pasang Surut
Gas........................................................................................8
2.5
Teori Bintang Kembar..........................................................................................9
.
Bab III Tata surya
3.1 Teori
Terbentuknya Tata Surya...........................................................10
3.2 Terbentuknya Tata
Surya......................................................................14
3.3 Sejarah
Penemuan.....................................................................................15
Bab IV Jagat Raya
4.1 Teori
Terbentuknya Jagat Raya...............................................................17
4.2 Susunan Jagat Raya......................................................................................18
4.2.1. Tata Bintang.........................................................................................18
4.2.2
Galaksi-Galaksi.....................................................................................19
4.2.3
Nebula......................................................................................................22
Bab V Penutup
5.1 Penutup.............................................................................................................23
5.2 Kesimpulan......................................................................................................23
5.3 Saran..................................................................................................................23
Daftar Pustaka................................................................................................................24
Kata Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Sejarah Pembentukan Bumi”
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai sejarah pembentukan bumi, beserta teori-teori pembentukan bumi, tata surya, dan jagad raya.
Makalah
ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan
nilai yang baik di mata pelajaran Geografi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Bogor,15 Oktober 2011
Penyusun
Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Tata
surya kita sendiri dan matahari sebagai pusatnya dan dikelilingi sembilan
planet dan benda-benda angkasa lainnya. Kesembilan planet tersebut adalah
merkurius, venus, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus, dan pluto.
Jagat raya merupakan ruang yang luas dan
segala zat serta energi yang ada didalamnya. Sejarah jagat raya dimulai pertama
kali ketika manusia mengenal ilmu perbintangan. Sejak zaman dahulu manusia
berusaha ingin tahu tentang jagat raya baik mengenai ukuran, bentuk, isi,
sifat, maupun jarak benda-benda langit yang satu dengan yang lainnya. Dari
inilah muncul ilmu astronomi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
benda-benda angkasa.
B.
Masalah
Galaksi
yang terdekat dengan bima sakti jika kita hitung secara matematik, ternyata sangat
jauh (untuk ukuran kita). Seperti kita ketahui kecepatan sinar adalah 300.000
km tiap detik. Satu tahun bararti 365 hari.
Mengenai
tingkat terangnya atau magnitudo besar tingkat
atau tingkat 2m, tingkat 3m dan seterusnya. Simbol m adalah singkatan dari
magnitudo.
Bintang
A mempunyai perbedaan satu tingkat (1m) lebih terang dari B. berarti bintang
(2,51)1=2,51.
Bab II
Terbentuknya Bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal
seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi
tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan,
perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang
termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa
yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada
porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat
sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan
pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas
dari proses terbentuknya tata surya kita.
Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
2.1. Theory Big bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi
berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan
kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut
memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar
berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut
raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk
galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun,
nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan
nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu,
bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga
membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet
bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang
ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
2.2. Teori Kabut Kant-Laplace
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
2.2. Teori Kabut Kant-Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak
berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18
para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
2. 3. Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
2.4. Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
2.5. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
Bab
III
3.1
Teori
terbentuknya Tata Surya
Teori-teori tentang proses
terbentuknya tata surya dapat dikelompokan menjadi beberapa teori, yaitu
sebagai berikut.
a. Teori nebula (Kant dan Laplace)
Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman bernama Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari.
Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal dinamakan matahari.
a. Teori nebula (Kant dan Laplace)
Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman bernama Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari.
Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal dinamakan matahari.
Keterangan:
a. Nebula berasal dari gas dan
debu. Sebagian besar menjadi matahari.
b. Terbentuk matahari dan
planet lain yang masih berpijar.
c. Matahari terbentuk
planet-planet tak berarah.
d. Matahari berputar pada
porosnya. Planet-planet terbentuk atmosfernya.
e. Planet terbentuk atmosfer,
di bumi telah muncul kehidupan karena sudah ada atmosfernya.
b. Teori planetesimal
(Moulton dan Chamberlain)
Moulton dan Chamberlain, berpendapat bahwa tata surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi inti yang berwujud gas bersuhu tinggi. Gabungan bahan-bahan padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.
Moulton dan Chamberlain, berpendapat bahwa tata surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi inti yang berwujud gas bersuhu tinggi. Gabungan bahan-bahan padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.
c. Teori pasang surut
(Jeans dan Jeffreys)
Astronom Jeans dan Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa tata surya pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik dan terlepas oleh pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari, sehingga lama kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet.
Astronom Jeans dan Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa tata surya pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik dan terlepas oleh pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari, sehingga lama kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet.
d. Teori bintang kembar (Lyttleton)
Teori bintang kembar dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi, pada suatu masa melintas bintang lainnya dan menabrak salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi bintang yang tidak hancur, yaitu matahari.
e. Teori awan debu (Weizsaecker dan Kuiper)
Weizsaecker dan Kuiper, berpendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium). Ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang sangat cepat dan teratur, sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planet-planet.
Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain, F.L Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya, tata surya berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelingnya yang kemudian membentuk planet-planet yang beredar mengelilingi matahari.
3.2
Terbentuknya
Tata Surya
Tata Surya adalah
kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut
matahari dan semua obyek yang yang
mengelilinginya. Obyek-obyek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah
diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet-planet kerdil/katai, 173 satelit-satelit alami yang telah
diidentifikasi[b], dan jutaan
benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi
menjadi Matahari, empat planet
bagian dalam, sabuk
asteroid, empat planet
bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk
Kuiper dan piringan
tersebar. Awan
Oort diperkirakan terletak di daerah
terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yanng
terluar.
Berdasarkan jaraknya,
kedelapan planet itu ialah:
Venus (108.000.000
km)
Bumi (150.000.000
km)
Mars (228.000.000
km)
Jupiter (779.000.000
km)
Saturnus
(1.430.000.000 km)
Uranus
(2.880.000.000 km)
Neptunus
(4.500.000.000 km)
Sejak pertengahan 2008, ada lima
obyek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil, yang
orbitnya - kecuali Ceres - berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet katai
itu adalah:
Ceres (415.000.000
km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima)
Pluto
(5.906.000.000 km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan)
Haumea
(6.450.000.000 km)
Makemake
(6.850.000.000 km)
Eris
(10.100.000.000 km)
Enam dari kedelapan
planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami, yang biasa disebut
dengan "bulan" sesuai dengan Bulan atau satelit
alami Bumi. Masing-masing dari planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu
dan partikel lain.
3.3
Sejarah Penemuan
Lima planet terdekat ke
Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah
dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata
telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk
memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya
mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda
langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang.
Karena teleskop Galileo
bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk
penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama
sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus
mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa
matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543) sebelumnya.
Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo terus
disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian
Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit
Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop
juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit
dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes
Kepler (1571-1630) dengan Hukum
Kepler. Dan puncaknya, Sir
Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua
teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan
benda-benda langit selanjutnya
Pada 1781, William Hechell (1738-1782)
menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus
menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan
pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup
menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian
ditemukan pada 1930.
Pada saat Pluto
ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya obyek angkasa yang berada
setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit
yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sebagai planet yang
sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan Pluto.
Para astronom kemudian
menemukan sekitar 1.000 obyek kecil lain di belakang Neptunus (disebut obyek trans-Neptunus) yang juga mengelilingi
Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 obyek serupa yang dikenal sebagai
obyek Sabuk
Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari obyek-obyek
trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Obyek Sabuk Kuiper di antaranya
Quaoar (1.250 km
pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret
2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km
pada Mei 2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Obyek Sabuk
Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran
lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi
nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, obyek ini
juga memiliki satelit
Bab IV
4.1
Teori pembentukan Jagad Raya
Beberapa teori pembentukan
jagat raya:
1.
Teori Bing-Bang
Teori ini dikemukakan oleh George Gamov, seorang ahli
fisika yang lahir di Rusia.
·
Seluruh materi dan tenaga yang
terdapat di alam semesta telah menyatu. Materi tersebut saling berdesakan dalam
temperatur dan mempunyai massa jenis yang sangat tinggi.
·
Alam semesta berasal dari hasil
ledakan dahsyat. Teori ini didukung oleh Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoritis.
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari ledakan besar
(bing-bang) sekitar 13.7 milyar tahun lalu. Semua materi dan energi yang kini
ada di alam terkumpul dalam satu titik yang tidak berdimensi dan berkerapatan
tak terhingga. Dalam teori ini diterangkan bahwa alam semesta bermula dari
ledakan mahadasyat. Seiring dengan berjalannya waktu, ruang angkasa mengembang, dan ruang yang memisahkan
antara benda-benda langit juga mengembang.
Beberapa pendapat ahli astronomi pendukung
teori ini adalah:
a.
Vesto Sliper(1932): menelitibhw garis-garis spektrum galaksi-galaksi semakin
menjauh dan bergeser ke arah merah.Artinya: galaksi-galaksi di
sekitar kita semua bergerak saling
menjauhi.
b.
Alan Guth (1980): berhasil menghitung adanya hubungan
antara pergeseran spektrum galaksi
berwarna merah dengan kecepatan menjauhnya
·
Alam semesta tidak berawal dan tidak
berakhir, tetapi dalam keadaan tetap.
·
Alam semesta selalu dalam keadaan
tetap karena secara terus menerus diimbangi dengan terciptanya materi baru.
Materi tersebut kemudian memadat dan kemudian menjadi galaksi, selanjutnya
mengisi ruang-ruang yang kosong untuk mengganti materi yang berindah akibat
adanya pemuaian.
2.
Teori Alam
Semesta Quantum
Teori ini diciptakan oleh William Lane Craig, 1966. Dia mengemukakan bhwa alam semesta adalah
sudah ada selamanya dan akan selalu ada untuk selamanya pula. Dalam teori ini,
ruang hampa pada hakikatnya tdk ada, yang ada adl partikel” subatomik.
4.2 Susunan Jagad Raya
4.2.1Tata Bintang
a.
Rasi Bintang
Suatu rasi bintang atau konstelasi
adalah sekelompok bintang
yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati
tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti
berkelompok pada bola
langit malam. Manusia
memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang sejarah telah
mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi
bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh
masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan
Astronomi Internasional,
juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma
jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak
berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.
Pengelompokan bintang-bintang menjadi
rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula,
sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan,
misalnya Orion atau Scorpius.
Himpunan
Astronomi Internasional
telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang
jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang
saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan
pada tradisi Yunani,
yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.
Beragam pola-pola lainnya yang tidak
resmi telah ada bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut asterisma, seperti Bajak (juga dikenal di Amerika Serikat sebagai Big
Dipper)
dan Little
Dipper
b.
Gugus Bintang atau Cluster
Para peneliti menyatakan bahwa,
bintang-bintang yang kita lihat dari bumi hanya satu. Sebenarnya adalah
kumpulan bintang-bintang yang berjumalah ribuan, bahkan jutaan. Kumpulan
bintang tersebut disebut juga gugus
bintang atau cluster. Bentuk dan namanya ada bermacam-macam, ada gugus bola,
gugus terbuka, dan lain-lain. Bintang-bintang tersebut dapat berkumpul dan
bersatu karena disebabkan oleh daya tarik atau gravitasi bintang yang satu
terhadap bintang lainnya.
c.
Ukuran dan Jarak-jarak Bintang
Bumi ini berjari-jari 6.370 km dengan
keliling khatulistiwanya 40.000 km, ternyata hanya benda kecil dalam jagad
raya. Banyak bertaburan benda-benda angkasa lain yang ukuran dan bentunknya
bermacam-macam. Bahkan matahari sekalipun dan berdiameter 1.392.000 yang ukurannyajauh
lebih besar dari bumi pun, hanya sesosok kerdil dalam milyaran benda angkasa
lainnya
4.2.2 Galaksi-galaksi
a.
Galaksi Bima Sakti (Kabut Susu/Milk Way)
Galaksi
adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang
(dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang
neutron dan lubang hitam), gas dan debu
kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis
yang dikenal dengan materi gelap. Kata galaksi berasal dari bahasa Yunani galaxias
yang berarti "susu," yang merujuk pada galaksi Bima Sakti (bahasa Inggris: Milky Way). Tipe-tipe galaksi berkisar dari galaksi
kerdil dengan
sepuluh jutabintang hingga galaksi raksasa dengan satu triliun bintang,
semuanya mengorbit pada pusat galaksi. Matahari
adalah salah satu bintang di galaksi Bima Sakti; tata surya termasuk bumi dan semua benda yang mengorbit matahari.
Kemungkinan terdapat lebih dari 100 milyar galaksi pada alam semesta teramati. Sebagian besar galaksi berdiameter
1000 hingga 100.000 parsec dan biasanya dipisahkan oleh jarak
yang dihitung dalam jutaan parsec (atau megaparsec). Ruang antar galaksi terisi dengan gas yang memiliki kerapatan
massa kurang dari satu atom per meter
kubik.
Sebagian besar galaksi diorganisasikan ke dalam sebuah himpunan yang disebut
klaster, untuk kemudian membentuk himpunan yang lebih besar yang disebut
superklaster. Struktur yang lebih besar ini dikelilingi oleh ruang hampa di
dalam alam semesta.
Meskipun belum dipahami
secara menyeluruh, materi gelap terlihat menyusun sekitar 90% dari massa sebagian besar galaksi. Data observasi
menunjukkan lubang hitam supermasif kemungkinan ada pada pusat dari banyak (kalau tidak semua)
galaksi.
b.
Galaksi-galaksi di luar Bima Sakti
Di samping galaksi bima sakti, di dalam semesta ini terdapat
pula galaksi-galaksi lainnya, berikut adalah contohnya.
i.
Galaksi
Andromeda
Galaksi ini masih dapat dilihat dengan mata. Jauhnya dari
galaksi bima sakti adalah 2,25 juta tahun cahaya.
ii.
Kabut
Magelian
Galaksi ini juga masih dapata ditangkap oleh mata, terdiri
dari kabut Magellan besar yang terdapat di raasi DORADO dan kabut Magellan
kecil yang terdapat di rasi TUCANA.
iii.
Galaksi-galaksi
kecil diantara Bima Sakti dan Andromeda
Ursa Mayor, Seluptor, Draco, Fornas, Leo II, Leo I, dan
banyak lainnya.
iv.
Galaksi-galaksi
yang jauh dari Bima Sakti
Virgo, Ursa Mayor, Corona Barealls, Boote, dan Hydra.
c.
Bentuk-bentuk galaksi
Secara garis besar, menurut
morfologinya, galaksi dibagi menjadi 3 jenis iaitu: galaksi spiral, galaksi
elips, dan galaksi tak-beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk / penampakan
galaksi-galaksi tersebut. Galaksi-galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para
astronom sejauh ini terdiri dari sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips,
dan 5% galaksi tak beraturan. Namun ini bukan berarti galaksi spiral adalah
galaksi yang paling banyak terdapat di alam semesta ini. Sesungguhnya yang
paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah galaksi elips. Jika kita
mengambil volume ruang angkasa yang sama, kita akan menemukan lebih banyak
galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang
amat redup, sehingga amat sulit untuk diamati.
Galaksi tak-beraturan adalah tipe
galaksi yang tidak simetri dan tidak memiliki bentuk khusus, tidak seperti dua
tipe galaksi yang lainnya. Anggota dari galaksi tipe ini terdiri dari
bintang-bintang tua (populasi II) dan muda (populasi I).
Contoh dari galaksi tipe ini adalah Awan
Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil, dua buah galaksi tetangga terdekat Bima
Sakti, yang hanya berjarak sekitar 180.000 tahun cahaya dari Bima Sakti.
Galaksi tak beraturan ini banyak mengandung materi antar bintang yang terdiri
dari gas dan debu-debu.
Galaksi elips, sesuai dengan namanya,
penampakannya seperti elips. Tapi bentuk yang sebenarnya tidak kita ketahui
dengan pasti, karena kita tahu apakah arah pandang kita dari depan, samping,
atau atas dari galaksi tersebut. Yang termasuk tipe galaksi ini adalah mulai
dari galaksi yang berbentuk bundar sampai galaksi yang berbentuk bola pepat.
Struktur galaksi tipe ini tidak terlihat dengan jelas. Galaksi elips sangat
sedikit mengandung materi antar bintang , dan anggotanya adalah bintang-bintang
tua. Contoh galaksi tipe ini adalah galaksi M87, yaitu galaksi elips raksasa
yang terdapat di Rasi Virgo.
Jenis ketiga, iaitu galaksi spiral,
adalah jenis yang paling umum dikenal orang. Mungkin karena bentuk spiralnya
yang indah itu. Jika kita mendengar kata galaksi, biasanya yang terbayang
adalah galaksi jenis ini. Galaksi kita termasuk galaksi spiral. Bagian-bagian
utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk lengan spiral), dan
bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi spiral adalah
bintang-bintang muda dan tua. Bintang-bintang tua terdapat pada gugus-gugus
bola yang tersebar menyelimuti galaksi. Gugus bola adalah kumpulan
bintang-bintang yang berjumlah puluhan sampai ratusan ribu bintang yang lahir
bersama-sama, mengumpul berbentuk bola. Gugus-gugus bola inilah yang membentuk
halo bersama sama dengan bintang-bintang yang tidak terdapat di bidang galaksi.
Bintang-bintang muda terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di bidang
galaksi. Bintang-bintang muda ini masih banyak diselimuti materi antar bintang,
yaitu bahan yang membentuk bintang itu. Bulge pada galaksi spiral adalah bagian
yang paling padat. Pada Bima Sakti, pusat galaksi terletak di arah Rasi
Sagittarius, tetapi kita tidak dapat mengamatinya dengan mudah, karena materi
antar bintang banyak menyerap cahaya yang berasal dari pusat galaksi itu.
Galaksi spiral berotasi dengan
kecepatan yang jauh lebih besar dari galaksi elips. Kecepatan rotasinya yang
besar itulah yang menyebabkan galaksi ini memipih dan membentuk bidang galaksi.
Besar kecilnya kecepatan rotasi pada galaksi spiral ini bergantung pada massa
galaksi tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral sendiri tidaklah
sama. Semakin ke arah pusat galaksi, kecepatan rotasinya semakin besar.
Contoh lain galaksi spiral selain dari
Bima Sakti adalah galaksi Andromeda. Andai saja kita bisa melihat galaksi Bima
Sakti dari luar, kita akan melihatnya seperti bentuk galaksi Andromeda ini.
Ukuran galaksi Andromeda ini sedikit lebih besar dari Bima Sakti. Galaksi
Andromeda bersama-sama dengan Bima Sakti termasuk galaksi spiral raksasa.
Jarak galaksi Andromeda ini sekitar 2,5
juta tahun cahaya. Untuk mengarungi jarak sejauh itu, cahaya memerlukan waktu
2,5 juta tahun. Ini berarti cahaya yang kita terima dari galaksi ini adalah
cahaya yang dikirimnya 2,5 juta tahun yang lalu yang menggambarkan keadaan
galaksi tersebut pada waktu itu.
Jarak yang merentang antara Bima Sakti
dan Andromeda sejauh 2,5 juta tahun cahaya itu dalam ukuran astronomi masih
terhitung dekat. Jarak ke galaksi-galaksi lainnya jauh lebih fantastis. Bahkan
ada yang sampai milyaran tahun cahaya.
4.2.3Nebula
Nebula (Latin: "kabut"; pl. nebulae
atau nebulæ, dengan ligatur) adalah awan antarbintang yang terdiri dari debu, gas, dan plasma. Awalnya nebula adalah nama
umum yang diberikan untuk semua obyek astronomi yang membentang, termasuk galaksi
di luar Bima Sakti (beberapa contoh dari penggunaan lama masih bertahan;
sebagai contoh, Galaksi Andromeda kadang-kadang merujuk pada Nebula Andromeda).
Bab V
5.1
PENUTUP
Demikian
makalah yang dapat kami selesaikan dengan baik meskipun banyak kekurangannya.
Penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca, saran dan
kritikan-kritikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
5.2
KESIMPULAN
Dengan
mengetahui adanya tata surya dalam jagad raya kita akan mengenal susunan tata
surya yang terdiri atas : matahari, planet-planet, satelit-satelit, komet dan
meteor dari jutaan bintang yang bergabung dalam kelompok bintang dikenal dengan
nama galaksi, kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi yang kita rasakan
sangat luas.
Belum
merupakan salah satu anggota tata surya (sistim matahari) di dalam jagad raya
terdapat ribuan galaksi yang tersebar. Kiranya Tuhan jualah yang maha
mengetahui, tetapi betapa luas jagad raya ini.
5.3
SARAN
Agar kita lebih memahami
lagi tentang pelajaran tata surya dan jagad raya ini, betapa luasnya alam
semesta yang diciptakan oleh Allah SWT, baik yang ada di dalamnya maupun di
luar angkasa.
Daftar Pusaka:
- Ischak, Drs.
1991. Geografi 2a, PT. Intan Pariwara, Yogyakarta.
- Tanudidjaja,
Moh. Ma’mun. 1995. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Angkasa.
- Wikipedia.org
- BSE
Depdiknas.go.id
- id.shvoong.com
- Google.com
- geondutndut.netii.net
Komentar
Posting Komentar